Pelajaran ke – 13 (Lam nafsi jinsi )
Bait-197 s/d 205
16/197. 'Amala inna ij'al lilaa fii nakirah mufradatan jaa Atka au mukararah
Lam nafi jinsi ialah: Laa yang memiliki arti bukan / tidak bagi penjelasan kabar.
Bila ada Laa nafiyah didalam jumlah isimiyah yang mubtada dan kabarnya
berupa isim nakirah secara itshal maka bisa menashabkan isim (Mubtada)
merafakan khabar.seperti lafad inna.
Berlaku juga bagi mufrad (tunggal) contoh;
(Laa gulaama rajulin khadhiran) لا غلام رجل حاضر
atau juga terjadi yang makrur (laa Khaula wa laa quwata illa billah)
Ketika Laa berada didalam susunan jumlah isimiyah yang mana Mubtada dan
khabarnya berupa isim ma’rafat atau nakirah,sedangkan antar laa dan isim tersebut
dipisahkan oleh lafad maka, Laa tidak bisa menashabkan mubtada dan merafakankan
khabar., dan Laa harus ditakrurkan (diabaca ulang)
16/198 Fanshib bihaa mudhaafaan au mudhara'ah ba'da dzaakal khabaraadz raafi'ah
Apabila ada isim mudhof atau syibih mudhaf mengandung lam nafi jinsi maka isim
tersebut harus nashab lafad laa bisa menggunakan aturan sebagai inna cs.
contoh: laa gulama rajulin khadhirun
mudhof syibih adalah lafad yang dapat meningkatkan rasa massa terhubung, biasanya
berupa maf'ulbihi,dlaraf,jer majur.
Kabarnya lam nafsi jinsi tdidak dapat didahulukan meskipun berupa dlaraf atau jermajrur ..
16/199 Warkiba Limufardan Fatikhan Kuwata dengan seni Kula Watsoni Ij'ala
Apabila ada isim mufrad menjadi isimnya lam nafi jinsi maka isim tersebut harus
mabni fatah.
Contoh: La Rajula Kdirun. Kula dan la la ilaha Kuwata Billahi
(apabila Tatsniyah maka mabni 'alal ya).
contoh : laa muslimaini khaadhiraani ;
(Ketika jama 'mua'anats salim maka mabni kasrah)
contoh: laa muslimaati khaadhiraatun
. (apabila jama' mudzakar salim maka mabni 'alal ya)
khadhiruuna membunuh Muslim.
(apabila jama' taksir maka mabni fatha)
laa rijala khaadhirun
kesimpulan:
Sim laa nafsi Jinsi Yang Berupa mudhaf Fiatau sibhi tanda mudhaf mu'rab tanda i'rab
Nsb.
Apabila ada isim mufrad menjadi isimnya lam nafi jinsi dan sesudah sism mufrad
tersebut terdapat huruf athaf dengan mengulang lam nafsi jinsi maka isim yg pertama
mabni fatha,sedangkan isim yang kedua ,bisa
rafa,(laa seperti amalnya laisa): contoh: laa rajula walaa amratun. dan, bisa
nashab (athaf kepada mahalnya isim laa), laa yang kedua terjadi zaidah
contoh : Laa khaula wa laaquwatan dan bisa
Fatah
16/200 marfuu'aan au manshubaan au murakaba wa di raf'ta awalaan laatanshibaa
Apabila ada isim mufrad menjadi isimnya lam nafi jinsi dan sesudah ism mufrad
tersebut terdapat huruf athaf dengan mengulang lam nafsi jinsi ketika isim yang
pertama dibaca rafa maka isim yang kedua bisa dibaca rafa dan bisa juga dibaca
mabni fatah,tetapi tidak bisa dibaca nashab.
16/201 wa mufradaan na'tan limabnii yalii Faftakh awinshiban Awir fa'ta'dil
Apabila ada isim mufrad menjadi sifatnya isim laa yang memiliki mabni fatha
secara itshal(langsung) maka mempunyai bentuk :3 macam :
1.Mabni fatah contoh: laa rajula dhariifa
2.Rafa' contoh: laa rajula dhariifun.
3.Nashab: contoh laa rajula dharifaan
16/202 wa gaira maa yalii wa gairal mufradi laa tabnii wanshibhu awil raf'aaqshidi
Apabila ada isim mufrad menjadi sifatnya laa mabni fatah (tidak langsung) maka
mempunyai bentuk 2 macam:
1.Nashab: contoh La Rajula Dharifaan Faiha.
2.Rafa' contoh:laa rajula fihaa dhariifun.( tidak boleh mabni fatah.)
Apabila ada isim (sifat atau sibhi mudhaf) bukan mufrad menjadi sifatnya isim laa
nafsi jinsi maka mempunyai bentuk 2 macam:
1.Rafa' contoh: laa gulaama rajulin 'aalimun fiihaa.
2.Nashab: contoh :La Rajula Shakiba 'Faiha Ilmin.( tidak boleh mabni fatah.)
16/203 wal’athfu in lam tatkarar lakhkumaa lahu bimaa li na’tidziil fashli intamaa
Apabila ada isim diathafkan kepada isimnya laa nafsi jinsi sementara itu athafnya
tanpa takrur(diulang)maka mempunyai bentuk 2 macam:
1 Nashab(Maa'tuf Isim Nakirah) tidak boleh mabni fatah.
Contoh: Laa rajula wamraatan fiha Amritn.
2.Rafa'(ma'tuf isim ma'rifat) tidak boleh mabni fatah
Contoh: laa rajula fiihaa.
16/204 wa a’thi laa ma’hazati istifham maa tastakhiqqu duuna istifham
Apabila ada lam nafsi jinsi mengandung hamyah istifham(pertanyaan) maka
hukumnya sama dengan lamnafsi jinsi tanpa hamyah istifham..
Istifham memiliki tga maksud: 1.Mejelekan.2.inkar / menolak.3.Mengharap.
16/205 wasyaa’a fii dzaal baabi isqaathul khabar idzaal muraadu ma’a suquu thihi dlahar.
Apabila ada isim menjadi kabarnya lam nafi jinsi, dan sudah jelas maksudnya maka
khabar tersebut bisa dibuang(tidak disebutkan) Contoh: laa ilaha illa allah
Apabila belum jelas maksudnya khabar tersebut maka harus disebutkan.
Contoh : Rosulullah berkata"laa akhada agyaru minallah"
Pelajaran ke – 14 ( Dlana Cs.)
Bait:206 s/d 223
17/206
17/207
17/208
Af'al qulub ada 13(Raa;khola ;'alima,wajada,dlanna,khasiba,za'ama,'adda,khajaa,daraa,ja'ala,)
Apabila ada mubtada dan khabar mempunyai Af'al qulub maka mubtada dan khabar harus
nashab.
Af'al qulub ada dua jenis :1.Af'al tayaqniyah(fi'il yang mempunyai arti yaqin)
2.Af'al ruj'khan (maf.ul kedua artinya berada pada maf'ul pertama.)
17/209/210
Pelajaran ke – 15 ( Fa'il )
Bait:224 s/d 239
18/224
Fail ada dua macam:
1.Fa'il isim sharih (jelas)
2.Fa'il isim mu'awal (memerlukan ta'wil).
18/225
Apabila ada fi'il pasti ada Fail terletak sesudah fi'il,tetapi kalau tidak ada Fa'il maka
Failnya memakai dhamir mustatir.contoh :
1.dharaba zaidun = memakai fa'il sharih.
2.yu'kibunii an yaqauma zaidun.=memakai isim muawal.
3.zaidun dharaba =memakai dhomir mustatir( dhamir tidak disebutkan).
ataka,iyaka =memakai dhamir mustatir.
18/226
Apabila ada fi'il bertemu dengan fail dhohir dalam bentuk tatsniyah atau jama' maka
fi'il tidak terpengaruh oleh bentuk tersebut(sama saja utk fi'il madhi/mudhorik)
.Contoh: qaamalzaidaani wa qaamalzuhadau.
18/227
Tetapi kadang kadang ada juga fi'il yang memakai alif,wawu,,nun,menyimpang dari
bait tersebut diatas.
contoh :sa'idaa zaidaani ; sa'iduu alzaiduu
18/228
Kadang kadang ada fi'il yang boleh tidak disebutkan karena utk menjawab suatu soal.
(Zaidun untuk menjawab soal:man qara a?)
tetapi ada juga yang harus tidak disebutkan,yaitu ketika fail terletak sesudah in atau idza
syarthiyah .
Contoh : wa in akhdun minal musrikiin istajara ka.
Ya'ni : wa inistajara akhadun.
Contoh : idza samaaun syaqat
ya'ni : idzan syaqatil samaa un syaqat
18/229
Apabila ada Fi'il bertemu dengan Fail mu'anats maka fi'il bertemu dengan ta ta'nis.
Mu'anats haqiqi : Hindun
Muanats Majasi : Syamsi ;Ardhu.udunun,yadun.
Muanats ta'wili : Kitabun
Mu'anats khukumi :isim mudhaf mudzakar yang mempunyai mudhaf ilaihi mu'anats/jama'
taksir.
18/230
Apabila ada fi'il madhi bertemu dengan fail mu'anats berupa dhomir mutashil (haqiqi atau
majazi) maka fi'ilnya bertemu dengan ta ta'nits.
Contoh: Alsyamsu thala'at
Hindun dharabat.
Apabila ada fi'il madhi bertemu dengan fa'il isim dhohir mu'anats haqiqi maka fi'ilnya
bertemu dengan ta ta'nits.
Contoh :Dhorabat Hindun
Apabila ada fi'il madhi bertemu dengan fail isim dhohir mu'anats majasi maka boleh ber
temu ta ta'nits boleh tidak bertemu.ta ta'nits.
Contoh: thala'a syamsu atau thala'alsyamsu.
18/231
Apabila ada fi'il madhi bertemu dengan fa'il isim dlahir mu'anats haqiqi dan antara fi'il
dan fail terdapat lafat pemisah maka boleh tidak memakai Ta ta'nis.
18/232
Apabila ada fi'il madhi bertemu dengan fa'il isim dlahir mu'anats haqiqi dan antara fi'il
dan fail terdapat lafat pemisah illa maka boleh tidak memakai Ta ta'nis.dan boleh
memakainya.
19/233
Apabila ada fi'il madhi bertemu dengan fa'il isim dlahir mu'anats haqiqi dan antara fi'il
dan fail tidak terdapat lafat pemisah maka harus memakai Ta ta'nis.
19/234
Apabila ada fi'il madhi bertemu dengan fa'il isim dlahir jama' haqiqi selain jama'mudzakar
salim dan antara fi'il dan fail terdapat lafat pemisah maka boleh memakai ta ta'nis juga
boleh tidak memakainya.
19/235
Apabila ada lafad ni'ma atau bi'sa bertemu dengan fa'il isim dlahir mu'anats haqiqi maka
boleh tidak memakai Ta ta'nis.
19/236
Pada umumnya Fail dan fi'il selalu berdekatan,tetapi ma'mul dan fi'il selalu terpisah.
contoh: dhoraba zaidun 'amran (ضرب زيد عمرا )
19/237
Kadang kadang susunan fail itu ada yang mendahulukan maf'ul mengakhirkan fa'il.
Contoh : dhoraba 'amran zaidun.( ضرب عمرا زيد )
Kadang kadang susunan fail itu ada yang mendahulukan maf'ul sebelum fi'il
contoh: 'amran dhoraba zaidun.( عمرا ضرب زيد )
Ada yang wajib:.
Kalau istifham pertanyaan contoh : ayya rajuli dhorabta? ( اي رجل ضربت )
Kalau isim syarat contoh: ayya rajuli tadhrib adhribhu.( اي رجل تضرب اضربه )
Kalau berupa dhomir mutashil contoh iyyaka na'budu ( اياك نعبد )
19/238
Apabila Fa'il dan ma'mul berkumpul tidak ada penjelasan padanya maka :
Secara umum fail didahulukan sesudahnya baru ma'mul.
contoh : ضرب موسئ عيسئ dhoraba musa 'isa (musa menjadi fa'il).
Apabila ada qarinah (perintah) boleh mendahulukan maf'ul
Apabila fail berupa isim dhomir maka mendahulukan Fa'il .
contoh : dhorabtu zaidan ( ضربت زيدا )
Apabila di qashar maka Fail di akhirkan.
contoh : maa dhoraba zaidan illa anaa ( ما ضرب زيدا الا انا )
18/239
Apabila ada (qoshor)illa atau inama maka isim yang di qoshor diakhrkan
contoh: maa dharaba 'amran illa zaidun.(ما ضرب عمرا الا زيد)
innamaa dharaba 'amran zaidun.( انّما ضرب عمرا زيد)
19/240
Apabila ma'mul mempunyai dlomir yang kembali kepada fail maka ma'mul didahulukan.
Contoh ; khafa rabbahu amru ( خاف ربه عمر )
Apabila fa'il berkumpul dengan ma'mul sedangkan lafad yang menjadi fa'il mempunyai
dhomir yang kembali kepada ma'mul maka Ma'mul harus didahulukan.
Pelajaran ke – 16 ( Na'ibul Fa'il )
Bait:241 s/d 252
19/241
Apabila ada fa'il dan maf'ul berkumpul,dan fa'il nya dibuang maka maf'ul nya menggantikan
fa'il disebut naibul fa'il.hukumnya sama dengan fa'il:
1.Dibaca rafa'
2.Tidak boleh mendahului fi'il.
3.Tidak boleh dibuang.
4.Apabila mu'anats fi'ilnya bertemu ta ta'nits.
5.Fi'il nya tidak terpengaruh mu'anats atau jama'
6.Fi'il wajib dibuang apabila menjadi mufasar.
7.Apabila didahulukan dari fi'il harus menjadi mubtada.
contoh:(niila khairu naailin) (نيل خير ناء ل ) asalnya;
naala zaidun khaira naailin ( نال زيدخير ناءل)
19/242/243
Fi'il madhi atau mudhorik untuk naibul fa'il: huruf pertama dibaca dhomah,huruf kedua
dibaca kasrah.apabila fi'il madhi,tetapi kalau fi'il mudhorik huruf kedua dibaca fatha.
contoh : dhuriba ( ضرب) / yudhrabu (يضرب )
19/244
Fi'il madhi untuk naibul Fa'il apabila huruf kedua mengandung ta muthawa'ah maka
huruf kedua dibaca dhomah.contoh: ta'allama ( تعلم) menjadi tu'ulima.(تعلم )
19/245
Fi'il madhi untuk naibul Fa'il apabila diawali hambyah washal maka huruf yang ketiga
dibaca dhomah.contoh: istukhrija (اختسرح ),apabila bukan hamyah washal maka : dibaca
akrama (اكرم ) menjadi ukrima ( اكرم )
Pelajaran ke – 17 ( Istigolul 'aamil 'anil 'amil )
Bait:253 s/d 264)
Susunan istighol pasti mempunyai 3 bagian :
1.Masyghul 'anhu yaitu lafad yang ditinggalkan oleh 'amil sesudahnya.(Saabiq)
2.Masyghul bihi yaitu lafad yang terkena 'amalnya isim dhomir yang rujuk kepada isim
saabiq yaitu 'amil yang terletak sesudah isim saabiq
3.Syaghil ialah lafad yang terkena 'amil agar supaya meninggalkan 'amalnya kepada
isim dhohir sebelumnya yaitu isim dhomir.
contoh : Zaidan dhorabtuhu ( ) Zaidan = masyghul 'anhu. dhorabtu = masyghul bihi.
hu = syaghil
19/254
Pelajaran ke -18 (ta'adi wal zumuh)
Bait:265 s/d 275
Pelajaran ke -19 (Altanazu'ul'amali)Susunan istighol pasti mempunyai 3 bagian :
1.Masyghul 'anhu yaitu lafad yang ditinggalkan oleh 'amil sesudahnya.(Saabiq)
2.Masyghul bihi yaitu lafad yang terkena 'amalnya isim dhomir yang rujuk kepada isim
saabiq yaitu 'amil yang terletak sesudah isim saabiq
3.Syaghil ialah lafad yang terkena 'amil agar supaya meninggalkan 'amalnya kepada
isim dhohir sebelumnya yaitu isim dhomir.
contoh : Zaidan dhorabtuhu ( ) Zaidan = masyghul 'anhu. dhorabtu = masyghul bihi.
hu = syaghil
19/254
Pelajaran ke -18 (ta'adi wal zumuh)
Bait:265 s/d 275
Bait:276 s/d 283
Pelajaran ke -20 (Maf'ul mutlaq)
Bait:284 s/d 295
Pelajaran ke -21 (Maf'ul lahu)
Bait:296 s/d 300
Pelajaran ke -23 (Maf'ul ma'ah)
Bait:309 s/d 313
Pelajaran ke -24 (Al istitsna')
Bait:314 s/d 329
Pelajaran ke -25 (Hal)
Bait:330 s/d 353
Pelajaran ke -26 (Tamyiz)
Juz-3
Bait:354 s/d 361
Pelajaran ke – 27 (Kharfu jer )
Bait: (362 s / d 381) Fasal -27 Ayat (01 s / d 21)
Disebut khuruf jer karena bisa berfungsi merubah kharakat isim sesudahnya
dengan kharakat kasrah (jer) atau bisa menyambung arti dari isim dan fi’il yang
disambung.
Menurut Imam Maliki jumlah khuruf jer semuanya ada 20 dibagi menjadi dua :
Ditinjau dari sambungan:
a.Boleh terhubung dengan isim dhahir dan isim dhamir.
bTidak dapat terhubung dengan isim dhamir (7 khuruf)
28/363 Mudz mundzu rubbalamu fi waawu mengambil setiap wala'ala wa wal Kafu mataa
Ditinjau dari ma’nanya :
a Khuruf jer Asli
b Khuruf jer Zaidah.
c.Khuruf jer sibhu zaidah.
28/364 bi dlahirikhshush mundzu mudz wakhatta walkaf walwawa waruba waltaa
Ada 7 huruf jer yang dipakai oleh isim dlahir,tidak boleh dipakai isim dlamir.
1.Mud 2.Mundu 3.Khatta 4.kaf qosam 5.rubba 6.Ta qosam.7.wawu qasam.
28/365 waakhshush bimudz wa mundzu waqtaan wabirub munakaraan waltsau lillahi warab
28/366 wamaa rawau min nakhwi rubahu fattaa nazru kadza kahaa wa nakhwihi ataa
28/367 ba’’idh wabaina wabtadii fil amkinah bimin waqad ta atii libad ilazminah
28/368 waziida fi nafii wasibhihi fajar nakiratan kamaa libaagi min mafar
28/369 lilintihaa khatta walam wa ilaa wamin waba un yufhimaani badalaa
29/370 wa allamu lilmilki wasyibhihi wa fii ta'diyatin aidhaa wata'lilli qufii
Huruf jer LI mempunyai arti milik, contoh: (Alkhamdu lillahi….) ada juga
yang mempunyai arti shibihilmilik yaitu makna yang disebut ikhtishash
contoh : (Al Jilu lilfarisi…) ada juga yang mempunyai arti ta’diyah contoh :
( wahabtu li zaidin maalaan) ada juga yang mempunyai arti ta’lil contoh :
(Ji'tuka Lee Ikramika)
29/372 bilbaa asta'in wa'ada 'Awadh alshiq wa mitsla ma' Wamin wa'an bihaa anthiq
Huruf Bi mempunyai arti 9 macam :
1.isti’aa nah (katbtu bil qalami)
2.ta’diyah artinya mendatang fi’il laazim jermajrurnya pasti maf’ul bihi.contoh
Dzahabtu bi zaidin (=adzhabtu zaidan)
3.ta’wiidh sebagai penukar harga barang.contoh :istarartu alfarasa bi alfi dirham.
4.ilshaq (melekat) ada 2 macam :
a.Ilshaq haqiqi contoh : amsiktu bizaidin.
b.ilshaq majazi contoh: marartu bizaidin.
5. mushakhabah contoh :ihbith bisalaami (ihbith muslimaan)
6. mempunyai arti min contoh: email Bakhri bi (min email Bakhri)
7. mujawazah arti ‘an contoh :saa ala saailun biadzabi waqi’
8. mempunyai arti dlaraf
9. Mempunyai arti sebab,
29/381
Pelajaran ke – 28 (Idhofah )
Bait: 382- 414
30/382 Apabila ada kalimat mempunyai tanda nun atau tanwin yang berdampingan dengan i'rab
tasyniyah dan jama' mudzakar salim,dan menjadi mudhaf maka nun dan tanwin
harus dibuang.
dharibaa 'amrin asalnya ......... dharibaani 'amrin
Apabila tidak berdampingan i'rab maka nun dan tanwin tidak boleh dibuang.
30./383;384
Apabila ada susunan idhafah maka isim kedua(mudhaf ilaihi)harus dibaca jer.
Susunan Indofah mempunyai maksud (Min) apabila mudhof ilaihi sejenis dengan mudhaf.
Susunan Indofah mempunyai maksud (Fii) apabila mudhaf ilahi berupa dharaf.
Selain dua tersebut diatas mempunyai arti (Lii) berarti milik.
Faedah Idhofah:
1.Faedah khusus menjelaskan arti mudhaf,apabila mudhaf ilaihi berupa isim ma'rifat.
2.Faedah ta'rif mema'rifatkan isim mudhaf,apabila mudhaf ilahi berupa isim nakirah.
Faedah ta'rif sama dengan faedah ( Al )ma'rifat.dlm membentuk isim ma'rifat.
.
30/385;386
Apabila ada isim sifat yang menyerupai Fi'il mudharik mengenai waaktunya dan menjadi
mudhaf maka tidak bisa berfaedah ta'rif,walaupun mudhafilahi berupa isim ma'rifat.
Apabila waktunya zaman madhi(masa lampau) maka bisa berfaedah ta'rif.
contoh: Hadza dhaaribuu| zaidin amsi
Apabila waktunya zaman istimrar (meliputi)seluruh waktu) dan mudhaf kepada dlaraf
maka bisa berfaedah ta'rif. contoh :Maaliki yaumiddin.
30/387 Idhafah gairu mahdhah = idhofah lafadhiyah yaitu susunan idhafah yang berhubungan
dengan bacaanya karena i,i'rabnya
Sedangkan idhafah yang lainnya ialah idhafah ta'rif dan tahshus,sudah dijelaskan
dibait depan.
30/388;389
Apabila ada isim mudhaf pasti tidak mempunyai(Al) kecuali ada syaratnya:
1.Mudhaf tersebut berupa isim sifat yang mengikuti zaman hal/mustaqbal.
2.Mudhaf ilaihi harus mengandung Al.atau mudhaf kepada isim yang mengandung Al.
30/390 Apabila ada isim mudhaf berupa isim sifat mengikuti zaman hal atau mustaqbal dan lafad
tersebut mudhaf isim tatsniyah atau jama' mudzakar salim maka mudhaf bisa kepanjingan
Al,walaupun mudhaf ilaihi tidak kepanjingan Al. contoh:hadzanil dhaaribaa 'amrin
30.391
Mudhaf dan mudhaf ilahi tidak boleh mempunyai maksud yang sama
30/392
Pelajaran ke – 29 (Mudhaf liayail mutakalim )
Bait: 415-418
29/3
Pelajaran ke – 30 (a'malul Masdar )
Bait: 419-422
Tidak ada komentar:
Posting Komentar