Surat Al Baqarah
ومن اناس من يقول امنا بالله
وبايوم الخر وما هم بموء منين
wa =wawu athaf
min=huruf jer
Nasi =jer majrur
min=huruf jer
Nasi =jer majrur
man = isim maushul
yaquulu = Fi'il mudhorik
amanaa =jumlah fi'iliyah
billahi = maf'ulbihi
008. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman
kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu
sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Tafsir jalalain Juz 1
008. (Di antara manusia ada orang yang mengatakan,
"Kami beriman kepada Allah dan hari akhir.") yaitu hari
kiamat, karena hari itu adalah hari terakhir.
(Padahal mereka bukan orang-orang yang beriman).
Di sini ditekankan arti kata 'orang', jika kata ganti yang
disebutkan lafalnya,yakni 'mereka'.
يخدعون الله والذين امنوا وما يخدعون
الا عنفسهم وما يشعورون
yukhodi'unallaha=Jumlah fi'iliyah
wa =wawu athaf
aladzina amanu=jumlah isimiyah
wa =wawu athaf
maa yakhda'una =jumlah isimiyah
illa = alat qashar
009. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang
beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri
sedang mereka tidak sadar.
Tafsir Jalalain.
009. (Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang
beriman) yaknidengan berpura-pura beriman dan
menyembunyikan kekafiran guna melindungi diri mereka
dari hukum-hukum duniawi (padahal mereka hanya menipu
diri mereka sendiri) karena bencana tipu daya itu akan
kembali menimpa diri mereka sendiri. Di dunia, rahasia
mereka akan diketahui juga dengan dibuka Allah kepada
Nabi-Nya, sedangkan di akhirat mereka akan menerima
hukuman setimpal (tetapi mereka tidak menyadari) dan tidak
menginsafi bahwa tipu daya mereka itu menimpa diri mereka
sendiri. Mukhada`ah atau tipu-menipu di sini muncul dari
satu pihak, jadi bukan berarti berserikat di antara dua belah
pihak. .
Menyebutkan Allah di sana hanya merupakan salah satu dari
gaya bahasa saja.
Menurut suatu qiraat tidak tercantum 'wamaa yasy`uruuna'
tetapi 'wamaa yakhda`uuna', artinya 'tetapi mereka tidak
berhasil menipu'.
في قلوبهم مرض فزاد هم الله مرضا
ولهم عذاب اليم بما كان يكذبون
Fii=huruf jer
quluubihim = jer majrur sebagai mubtada
maradhun =sebagai khabar
fazada humullahu maradhaa =Jumlah fi'iliyah
wa lahum adzabun 'aliimun bimaa kanu yakdzibun =Jumlah isimiyah.
010. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah
penyakitnya;dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan
mereka berdusta.
Tafsir Jalalain :
010. (Dalam hati mereka ada penyakit) berupa keragu-raguan
dan kemunafikan yang menyebabkan sakit atau lemahnya
hati mereka. (Lalu ditambah
Allah penyakit mereka) dengan menurunkan Al quran yang
mereka ingkari itu.
(Dan bagi mereka siksa yang pedih) yang menyakitkan
(disebabkan kedustaan mereka.) Yukadzdzibuuna dibaca
pakai tasydid, artinya amat mendustakan, yakni terhadap
Nabi Allah dan tanpa tasydid 'yakdzibuuna' yang berarti
berdusta, yakni dengan mengakui beriman padahal tidak.
واذا قيل لهم لا تفسدوا في ارض
قالوا انما نحن مصلحون
011. Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan."
Tafsir Jalalain :
011. (Dan jika dikatakan kepada mereka,) maksudnya kepada
orang-orang munafik tadi ("Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi!")yakni dengan kekafiran dan
menyimpang dari keimanan. (Jawab mereka,
"Sesungguhnya kami ini berbuat kebaikan.") dan tidak
dijumpai pada perbuatan kami hal-hal yang menjurus
pada kebinasaan Maka Allah swt. berfirman sebagai
sanggahan atas ucapan mereka itu:
الا انهم هم المفدون
011. Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan."
Tafsir Jalalain :
011. (Dan jika dikatakan kepada mereka,) maksudnya kepada
orang-orang munafik tadi ("Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi!")yakni dengan kekafiran dan
menyimpang dari keimanan. (Jawab mereka,
"Sesungguhnya kami ini berbuat kebaikan.") dan tidak
dijumpai pada perbuatan kami hal-hal yang menjurus
pada kebinasaan Maka Allah swt. berfirman sebagai
sanggahan atas ucapan mereka itu:
الا انهم هم المفدون
ولكن لا يشعرون
012. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
Tafsir Jalalain :
012. (Ingatlah!) Seruan untuk membangkitkan perhatian.
(Sesungguhnya mereka itulah yang membuat kerusakan,
tetapi mereka tidak sadar) akan kenyataan itu.
واذا قيل لهم اء منوا كما ءا من الناس
قالوا ءانوء منو كما ءامن السفهاء
الا انهم هم اسفهاء ولكن لا يعلمون
013. Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu
sebagaimana orang-orang lain telah beriman", mereka
menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana
orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah,
sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi
mereka tidak tahu.
013. (Apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu
sebagaimana orang-orang lain beriman!") yakni sebagaimana
berimannya para sahabat Nabi. (Jawab mereka,
"Apakah kami akan beriman sebagaimana berimannya orang-
orang yang bodoh?")
Artinya kami tidak akan melakukan seperti yang dilakukan
oleh orang-orang yang bodoh itu. Maka firman Allah menolak
ucapan mereka itu: (Ketahuilah, merekalah orang-orang bodoh
tetapi mereka tidak tahu) akan hal itu.
واذا لقو الذين ءامنوا قالوا ءا منا
واذا خلوا الى شيطينهم
قالو انما نحن مستهزءون
014. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman,
mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka
kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan:
"Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah
berolok-olok".
Tafsir Jalalain:
014. (Dan jika mereka berjumpa) asalnya 'laqiyuu' lalu dhomah
pada ya dibuang karena beratnya pada lidah berikut ya itu
sendiri karena bertemunya dalam keadaan sukun dengan
wawu sehingga menjadi 'laquu' (dengan orang yang beriman,
mereka berkata, "Kami telah beriman." Dan bila mereka telah
berpisah) dengan orang-orang yang beriman dan kembali
(kepada setan-setan mereka) maksudnya pemimpin-pemimpin
mereka.
(Kata mereka, "Sesungguhnya kami ini bersama kamu)
maksudnya sependirian dengan kamu dalam keagamaan,
(kami ini hanya berolok-olok.") dengan berpura-pura
beriman.
الله يستهزىء بهم ويمدهم في طغينهم يعمهون
015. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan
mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
Tafsir Jalalain :
015. (Allahlah yang memperolok-olokkan mereka) artinya
membalas olok-olokkan itu dengan memperolok-olokkan
mereka pula (dan membiarkan mereka) terpedaya (dalam
kesesatan mereka) yakni melanggar batas disebabkan
kekafiran (terumbang-ambing) dalam keadaan bingung
tanpa tujuan atau pegangan.
اءلءك الذين استروضللة بلهدى
فما ربحتجرت تهم وما كان مهتدين
016. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka
dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.
016. (Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk) artinya mengambil kesesatan sebagai pengganti
petunjuk (maka tidaklah beruntung perniagaan mereka)
bahkan sebaliknya mereka merugi, karena membawa
mereka ke dalam neraka yang menjadi tempat kediaman
mereka untuk selama-lamanya.
(Dan tidaklah mereka mendapat petunjuk) disebabkan
perbuatan mereka itu.
مثلهم كمثل الذي استوقد نارا
فلما اضاءتما حو له ذهب الله بنورهم
وتركهم في ظلمت لا يبصرونا
017. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan
api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah
hilangkan cahaya (yang menyinari)
mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak
dapat melihat.
017. (Perumpamaan mereka) sifat mereka dalam kemunafikannya
itu, (seperti orang yang menyalakan) atau menghidupkan
(api) dalam kegelapan (dan setelah api itu menerangi) atau
menyinari (apa yang di sekelilingnya) hingga ia dapat
melihat, berdiang dan merasa aman dari apa yang ditakuti
nya (Allah pun menghilangkan cahaya yang menyinari
mereka) yaitu dengan memadamkannya. Kata ganti orang
dijadikan jamak 'him' merujuk kepada makna 'alladzii' (dan
meninggalkan mereka dalam kegelapan tidak dapat melihat)
apa yang terdapat di sekeliling mereka, sehingga tidak tahu
jalan dan mereka dalam keadaan kecemasan.
Demikianlah halnya orang-orang munafik yang mengucap
kan kata-kata beriman, bila mereka mati mereka akan di
timpa ketakutan dan azab.
صم بكم عم يفهم لا يرجعون
018. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan
kembali (ke jalan yang benar).
Tafsir Jalalain :
018. (Mereka tuli) terhadap kebenaran, maksudnya tidak mau
menerima kebenaran yang didengarnya (bisu) terhadap
kebaikan hingga tidak mampu mengucapkannya (buta)
terhadap jalan kebenaran dan petunjuk Allah sehingga
tidak dapat melihatnya, (maka mereka tidaklah akan
kembali) dari kesesatan.
او كصيب من السماء فيه ظلمت ورعد وبرق
يجعلون اصبعهم في ءاذانهم
من الصواعق حذر الموت والله محي ط بالكفرين
019. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari
langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka
menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena
(mendengar suara) petir, sebab takut akan mati.
Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.
Tafsir Jalalain
019. (Atau) perumpamaan mereka itu, (seperti hujan lebat)
maksudnya seperti orang-orang yang ditimpa hujan lebat;
asal kata shayyibin dari shaaba-yashuubu,artinya turun
(dari langit) maksudnya dari awan (padanya) yakni pada
awan itu (kegelapan) yang tebal, (dan guruh) maksudnya
malaikat yang mengurusnya.
Ada pula yang mengatakan suara dari malaikat itu,
(dan kilat) yakni kilatan suara yang dikeluarkannya untuk
menghardik, (mereka menaruh) maksudnya orang-orang
yang ditimpa hujan lebat tadi (jari-jemari mereka) maksudnya
dengan ujung jari, (pada telinga mereka, dari) maksudnya
disebabkan (bunyi petir) yang amat keras itu supaya tidak
kedengaran karena (takut mati) bila mendengarnya.
Demikianlah orang-orang tadi, jika diturunkan kepada mereka
Alquran disebutkan kekafiran yang diserupakan dengan gelap
gulita, ancaman yang dibandingkan dengan guruh serta
keterangan-keterangan nyata yang disamakan dengan kilat,
mereka menyumbat anak-anak telinga mereka agar tidak
mendengarnya, karena takut akan terpengaruh lalu cenderung
kepada keimanan yang akan menyebabkan mereka
meninggalkan agama mereka, yang bagi mereka sama
artinya dengan kematian.
(Dan Allah meliputi orang-orang kafir) baik dengan ilmu
maupun dengan kekuasaan-Nya
hingga tidak sesuatu pun yang luput dari-Nya.
يكاد البرق يحطف ابصرهم كلم اضاءلهم مثو فيه
واذا اظلم عليهيم قامو ولوشاءالله
لذهب سمءهم و ابصرهم ان الله علىقلي شىء قدىر
020. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka.
Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di
bawah sinar itu,dan bila gelap menimpa mereka, mereka
berhenti.Jikalau Allah menghendaki, niscaya dia
melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka.
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
020. (Hampir saja) maksudnya mendekati (kilat menyambar
penglihatan mereka) merebutnya dengan cepat.
(Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan
padanya) maksudnya pada cahaya atau di bawah sinarnya,
(dan bila gelap menimpa mereka, mereka pun berhenti)
sebagai tamsil dari bukti-bukti keterangan ayat-ayat Alquran
yang mengejutkan hati mereka.
Mereka membenarkannya setelah mendengar padanya
hal-hal yang mereka senangi sehingga mereka berhenti
dari apa-apa yang dibencinya.
(Sekiranya Allah menghendaki, niscaya
dilenyapkan-Nya pendengaran danpenglihatan mereka)
baik yang lahir maupun yang batin (Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu) yang dikehendaki-Nya,
termasuk apa-apa yang telah disebutkan tadi.
012. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
Tafsir Jalalain :
012. (Ingatlah!) Seruan untuk membangkitkan perhatian.
(Sesungguhnya mereka itulah yang membuat kerusakan,
tetapi mereka tidak sadar) akan kenyataan itu.
واذا قيل لهم اء منوا كما ءا من الناس
قالوا ءانوء منو كما ءامن السفهاء
الا انهم هم اسفهاء ولكن لا يعلمون
013. Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu
sebagaimana orang-orang lain telah beriman", mereka
menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana
orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah,
sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi
mereka tidak tahu.
013. (Apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu
sebagaimana orang-orang lain beriman!") yakni sebagaimana
berimannya para sahabat Nabi. (Jawab mereka,
"Apakah kami akan beriman sebagaimana berimannya orang-
orang yang bodoh?")
Artinya kami tidak akan melakukan seperti yang dilakukan
oleh orang-orang yang bodoh itu. Maka firman Allah menolak
ucapan mereka itu: (Ketahuilah, merekalah orang-orang bodoh
tetapi mereka tidak tahu) akan hal itu.
واذا لقو الذين ءامنوا قالوا ءا منا
واذا خلوا الى شيطينهم
قالو انما نحن مستهزءون
014. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman,
mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka
kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan:
"Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah
berolok-olok".
Tafsir Jalalain:
014. (Dan jika mereka berjumpa) asalnya 'laqiyuu' lalu dhomah
pada ya dibuang karena beratnya pada lidah berikut ya itu
sendiri karena bertemunya dalam keadaan sukun dengan
wawu sehingga menjadi 'laquu' (dengan orang yang beriman,
mereka berkata, "Kami telah beriman." Dan bila mereka telah
berpisah) dengan orang-orang yang beriman dan kembali
(kepada setan-setan mereka) maksudnya pemimpin-pemimpin
mereka.
(Kata mereka, "Sesungguhnya kami ini bersama kamu)
maksudnya sependirian dengan kamu dalam keagamaan,
(kami ini hanya berolok-olok.") dengan berpura-pura
beriman.
الله يستهزىء بهم ويمدهم في طغينهم يعمهون
015. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan
mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
Tafsir Jalalain :
015. (Allahlah yang memperolok-olokkan mereka) artinya
membalas olok-olokkan itu dengan memperolok-olokkan
mereka pula (dan membiarkan mereka) terpedaya (dalam
kesesatan mereka) yakni melanggar batas disebabkan
kekafiran (terumbang-ambing) dalam keadaan bingung
tanpa tujuan atau pegangan.
اءلءك الذين استروضللة بلهدى
فما ربحتجرت تهم وما كان مهتدين
016. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka
dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.
016. (Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk) artinya mengambil kesesatan sebagai pengganti
petunjuk (maka tidaklah beruntung perniagaan mereka)
bahkan sebaliknya mereka merugi, karena membawa
mereka ke dalam neraka yang menjadi tempat kediaman
mereka untuk selama-lamanya.
(Dan tidaklah mereka mendapat petunjuk) disebabkan
perbuatan mereka itu.
مثلهم كمثل الذي استوقد نارا
فلما اضاءتما حو له ذهب الله بنورهم
وتركهم في ظلمت لا يبصرونا
017. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan
api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah
hilangkan cahaya (yang menyinari)
mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak
dapat melihat.
017. (Perumpamaan mereka) sifat mereka dalam kemunafikannya
itu, (seperti orang yang menyalakan) atau menghidupkan
(api) dalam kegelapan (dan setelah api itu menerangi) atau
menyinari (apa yang di sekelilingnya) hingga ia dapat
melihat, berdiang dan merasa aman dari apa yang ditakuti
nya (Allah pun menghilangkan cahaya yang menyinari
mereka) yaitu dengan memadamkannya. Kata ganti orang
dijadikan jamak 'him' merujuk kepada makna 'alladzii' (dan
meninggalkan mereka dalam kegelapan tidak dapat melihat)
apa yang terdapat di sekeliling mereka, sehingga tidak tahu
jalan dan mereka dalam keadaan kecemasan.
Demikianlah halnya orang-orang munafik yang mengucap
kan kata-kata beriman, bila mereka mati mereka akan di
timpa ketakutan dan azab.
صم بكم عم يفهم لا يرجعون
018. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan
kembali (ke jalan yang benar).
Tafsir Jalalain :
018. (Mereka tuli) terhadap kebenaran, maksudnya tidak mau
menerima kebenaran yang didengarnya (bisu) terhadap
kebaikan hingga tidak mampu mengucapkannya (buta)
terhadap jalan kebenaran dan petunjuk Allah sehingga
tidak dapat melihatnya, (maka mereka tidaklah akan
kembali) dari kesesatan.
او كصيب من السماء فيه ظلمت ورعد وبرق
يجعلون اصبعهم في ءاذانهم
من الصواعق حذر الموت والله محي ط بالكفرين
019. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari
langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka
menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena
(mendengar suara) petir, sebab takut akan mati.
Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.
Tafsir Jalalain
019. (Atau) perumpamaan mereka itu, (seperti hujan lebat)
maksudnya seperti orang-orang yang ditimpa hujan lebat;
asal kata shayyibin dari shaaba-yashuubu,artinya turun
(dari langit) maksudnya dari awan (padanya) yakni pada
awan itu (kegelapan) yang tebal, (dan guruh) maksudnya
malaikat yang mengurusnya.
Ada pula yang mengatakan suara dari malaikat itu,
(dan kilat) yakni kilatan suara yang dikeluarkannya untuk
menghardik, (mereka menaruh) maksudnya orang-orang
yang ditimpa hujan lebat tadi (jari-jemari mereka) maksudnya
dengan ujung jari, (pada telinga mereka, dari) maksudnya
disebabkan (bunyi petir) yang amat keras itu supaya tidak
kedengaran karena (takut mati) bila mendengarnya.
Demikianlah orang-orang tadi, jika diturunkan kepada mereka
Alquran disebutkan kekafiran yang diserupakan dengan gelap
gulita, ancaman yang dibandingkan dengan guruh serta
keterangan-keterangan nyata yang disamakan dengan kilat,
mereka menyumbat anak-anak telinga mereka agar tidak
mendengarnya, karena takut akan terpengaruh lalu cenderung
kepada keimanan yang akan menyebabkan mereka
meninggalkan agama mereka, yang bagi mereka sama
artinya dengan kematian.
(Dan Allah meliputi orang-orang kafir) baik dengan ilmu
maupun dengan kekuasaan-Nya
hingga tidak sesuatu pun yang luput dari-Nya.
يكاد البرق يحطف ابصرهم كلم اضاءلهم مثو فيه
واذا اظلم عليهيم قامو ولوشاءالله
لذهب سمءهم و ابصرهم ان الله علىقلي شىء قدىر
020. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka.
Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di
bawah sinar itu,dan bila gelap menimpa mereka, mereka
berhenti.Jikalau Allah menghendaki, niscaya dia
melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka.
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
020. (Hampir saja) maksudnya mendekati (kilat menyambar
penglihatan mereka) merebutnya dengan cepat.
(Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan
padanya) maksudnya pada cahaya atau di bawah sinarnya,
(dan bila gelap menimpa mereka, mereka pun berhenti)
sebagai tamsil dari bukti-bukti keterangan ayat-ayat Alquran
yang mengejutkan hati mereka.
Mereka membenarkannya setelah mendengar padanya
hal-hal yang mereka senangi sehingga mereka berhenti
dari apa-apa yang dibencinya.
(Sekiranya Allah menghendaki, niscaya
dilenyapkan-Nya pendengaran danpenglihatan mereka)
baik yang lahir maupun yang batin (Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu) yang dikehendaki-Nya,
termasuk apa-apa yang telah disebutkan tadi.
Pendapat M.I.S.I.-2020 :
1.Manusia setiap saat harus menyadari adanya Allah SWT..
2.Manusia setiap saat harus menyadari bahwa dirinya lemah.
dan perlu pertolongan Allah swt.
3.Manusia setiap saat harus menyadari adanya kehidupan di
3.Manusia setiap saat harus menyadari adanya kehidupan di
akhirat dan pengadilan dari Allah SWT..
4. Manusia ada yang bersifat munafiq,perasaanya benar,tetapi
sebetulnya salah,apabila diingatkan dengan kebenaran,
mereka menolaknya karena tidak menyadari kesalahannya,
seperti telah dijelaskan salam Qs.2 ayat 8 s/d 20.
Code.
MISI-005/01C
Pengajian
Ba’da Subuh : Sabtu tgl.20 Agustus
2016.(30 menit)
Informasi
dari perpustakaan “Nuruttaubah” : TNQ.QS.1/01
Manusia setiap saat harus menyadari
dan mengakui,adanya
Allah
swt,yang mempunyai asmul husna dan sangat perlu
untuk diketahui serta difahaminya.Diantara asma tersebut
yang paling besar ialah Arrahmaan( maha pemurah )
ni’mat
yang diberikan
kepada semua mahluk termasuk manusia, se-
hingga manusia mempunyai kehidupan,baik
orang beriman
atau orang kafir.Sedangkan Arrahiim hanya
diberikan kepada
orang
yang beriman, berupa petunjuk (Al Qur an).dan ini
harus dicari agar mendapat hidayah dari Allah swt.
Apabila orang
sudah mendapatkan awal hidayah,maka orang
tersebut menyadari bahwa ia harus berusaha menjadi orang
Islam
yangkafaah(QS.2/208 ),yaitu setiap saat selalu
bersyukur
kepada Allah dengan
dibuktikan melaksanakan perintah Sholat
diawal waktu.(Asholatu ‘alal wahtiha).
Apabila hal
ini bisa dijalankan dengan penuh kesadaran dan
istiqomah,maka
orang tersebut akan mengerti dan memahami
kekuasaan Allah baik di
dunia maupun diakhirat.
Sehingga muncullah kehendak penyerahan diri secara total
kepada Allah swt,dan
meminta pertolongan hanya kepada
Allah swt.agar diberi petunjuk jalan
yang lurus,seperti orang
orang dahulu yang beriman (Nabi Muhammad saw. dan para
sahabatnnya).Mudah mudahan Allah
swt mengabulkannya.
Selanjutnya ….lihat QS.2 ayat 2.
Artikel ini hanya sebagai bacaan anda,bukan sebagai doktrin, pemahamannya terserah pribadi masing masing individu,kami hanya menyampaikan mudah mudahan mendapat ridha Allah SWT.Amiiin!!!
BalasHapusPMTM mulai thn 2021 akan muncul lewat :mbah.kamal@gmail.com dan no.Hp yang lama diganti dengan No.085725718736 komunikasi hanya bisa dengan Sms,silah mengirim @gmail anda kepada kami,kami akan melayani anda dengan best service dan gratiiis! selamat berjumpa atas kesuksesan anda.terima kasih
BalasHapus